Tips Meningkatkan Engagement di Media Sosial

Media Sosial di masa teknologi digital telah terbukti menjadi tools yang menjanjikan bagi masyarakat dunia untuk share informasi sampai bersama dengan pengembangan usaha atau bisnis.

 Pemerintah selaku penyelenggara fasilitas publik termasuk turut memanfaatkan tempat sosial sebagai tools yang digunakan didalam strategi komunikasi terhadap program pemerintah yang sedang dijalankan. Harapannya tentu agar masyarakat mengetahui apa yang sedang dilakukan pemerintah sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi didalam menjalankan pemerintahan.

 Namun demikian, pemanfaatan tempat sosial ini belum tentu berdampak terhadap obyek yang diinginkan diraih baik berasal dari personal, entitas binis, maupun pemerintah. Permasalahan yang mendasar yang kerap dihadapi adalah bagaimana meningkatkan engagement tempat sosial agar sesuai bersama dengan obyek yang diharapkan.

 Nah, postingan ini bakal mencoba menyajikan beberapa tips atau upaya untuk peningkatan engagement tempat sosial yang digunakan.

Sebelum membicarakan kasus upaya yang wajib dilakukan, yuk kita kulik pernah pengertian tempat sosial menurut beberapa ahli.

Menurut Di Gangi dan Wasko (2016), mengutip postingan Kaplan dan Haeinlein (2010), tempat sosial didefinisikan sebagai sejumlah aplikasi berbasis internet yang punya tujuan membangun fondasi teknologi dan ideologi berasal dari Web 2.0 yang amat mungkin terciptanya dan ada pertukaran konten yang dibuat oleh user didalam aplikasi dimaksud.

Menurut penulis, ini merupakan uraian yang terlalu tepat terhadap tempat sosial yang kita kenal sekarang. Sebut saja, facebook, youtube, instagram, dan tiktok yang berdasarkan berasal dari information statistik merupakan 4 tempat sosial terbesar yang digunakan di dunia.

Nah, paling banyak pengguna aktif adalah sebesar 2.958 Juta orang terhadap aplikasi facebook sampai bersama dengan Januari 2023 (Statistita, 2023). Artinya, ini lebih kurang 37 persen berasal dari masyarakat dunia yang jumlahnya menurut PBB dianggap tembus sampai bersama dengan 8 Miliar orang terhadap th. 2023, memanfaatkan facebook.

Dari sekian banyak pengguna tersebut, tentu belum semua pengguna yang memanfaatkan tempat sosial secara efektif agar merasakan kegunaan berasal dari tempat sosial dimaksud. Banyak termasuk berasal dari pengguna yang apalagi kesulitan didalam meningkatkan keterikatan bersama dengan pengguna lainnya terhadap konten yang telah dibuat terhadap tempat sosial.

Padahal tempat sosial dipandang sebagai model usaha baru di mana nilai berasal dari sebuah usaha diciptakan bersama dengan oleh pengguna tempat sosial bersama dengan langkah pengguna berkontribusi, mengambil, dan mengeksplorasi konten bersama dengan pengguna tempat sosial lainnya melalui suatu platform khusus (Di Gangi & Wasko, 2016).

 Keterikatan yang menggambarkan konektivitas antara para pengguna didalam tempat sosial terhadap konten yang dihidangkan oleh pengguna atau disebut sebagai User Generated Content (UGC) merupakan salah satu kunci kesuksesan berasal dari pemanfaatan tempat sosial.

Rekomendasi untuk anda: smm panel buzzer

Menariknya, konektivitas atau keterlibatan yang terbangun berasal dari pemanfaatan tempat sosial atau yang dikenal bersama dengan istilah “engagement” ini diartikan oleh Bowen (2009) sebagai suatu rancangan sistem psikologi yang mendorong loyalitas berasal dari kustomer (Trunfio & Rossi, 2021). Hal ini dibuktikan bersama dengan ada hubungan terhadap konten yang telah dipublikasi melalui tempat sosial, yang dilukiskan laksanakan kesibukan layaknya menyukai konten, berkomentar terhadap konten, dan share kepada pengguna lain (Barger et al., 2016) atas konten yang telah terpublikasi sebagai wujud loyalitas, kepuasan, kepercayaan, dan prinsip (Van Doorn et al., 2010).

Nah, jikalau kita mencermati fitur hubungan terhadap tempat sosial, secara lazim memiliki 3 model fitur interaksi, yaitu pembicaraan di antara pengguna melalui Direct Message misalnya, penyebaran informasi (amplifikasi) terhadap konten yang telah terpublikasi, dan reaksi/respon berasal dari pengguna terhadap konten yang telah dibuat baik itu like atau sebatas kolom komentar. Dari ketiga model fitur, tentu kita bisa mempertimbangkan upaya apa saja yang wajib diterapkan agar engagement pemanfaatan tempat sosial meningkat.

Penulis memiliki beberapa pendapat terhadap upaya yang bisa dipraktekkan untuk meningkatkan engagement di tempat sosial, sebagai berikut:

1.    Melakukan posting konten secara konsisten. Tentunya ini berarti bahwa kita prinsip dan benar-benar untuk beri tambahan informasi terhadap produk/layanan jasa yang sesungguhnya ditawarkan kepada masyarakat/pasar minimal yang memiliki dan aktif membuka tempat sosial.

2.    Mengetahui betul kapan suatu konten wajib dipublikasikan dan seberapa kerap wajib laksanakan publikasi. Karena kadang terlalu banyak konten didalam beberapa jam/hari, biarpun produktif, bisa menjadi condong membosankan. Prinsipnya, publikasi terhadap konten khusus termasuk jangan sampai kehilang momen.

3.    Kreatif didalam menyajikan konten, umpama tidak melulu grafis tetapi bersama dengan video, atau grafis tetapi didalam wujud kartun/animasi, penekanan konten yang sifatnya “story telling” agar mulai lebih mengena dan lebih approachable di mata publik. Tentu jikalau kontennya berikan kesan membosankan, terdapat barangkali tidak ada respon dan amplifikasi berasal dari pengguna terhadap konten yang telah dipublikasi ataupun jikalau pun ada tambah menjadi kontraproduktif. Ini tentu yang kita hindari.

4.    Membuat konten yang bernilai, tidak asal-asalan, memiliki konsep, karena ini bisa berpengaruh terhadap reputasi yang dibangun dan persepsi pengguna.

5.    Fokus terhadap konten yang diamplifikasi oleh user, apalagi jikalau cii-ciri kontennya positif buat kita atau konten yang menjadi bahasan/trending di tempat sosial. Misal th. lalu sedang trend, memanfaatkan istilah “it’s my dream, not hers ” berasal dari mini series berjudul “layangan putus”. Konten sama ini bisa menjadi trigger ide-ide penyajian publikasi yang memancing untuk direspon oleh pengguna tempat sosial.

6.    Menggunakan model permainan, atau dikenal bersama dengan model gamification, untuk meningkatkan interaksi, umpama membawa dampak semacam kuis atau kontes, atau beri tambahan poin atau rangking terhadap penyebaran konten yang sifatnya positif, barangkali jikalau sesungguhnya sesungguhnya memiliki anggaran khusus beri tambahan giveaway ke pengguna sebagai “small token” apresiasi kita agar menarik dan mengasyikkan bagi pengguna serta memotivasi pengguna untuk laksanakan amplifikasi terhadap konten yang telah dibuat.

7.    Menggunakan omnichannel atau sebanyak-banyaknya platform lain untuk mempromosikan konten, umpama jikalau telah update di instagram, dipromosikan termasuk melalui status whatsapp, atau share ke grup whatsapp, bisa termasuk disebar melalui twitter.

8.    Menggunakan hashtag yang relevan dan tepat untuk memperluas jaringan dan memanfaatkan caption yang menarik dan tentu jangan sampai membosankan. Caption yang condong menghibur tentu bakal menyenangkan.

9.    Mengusahakan untuk berikan respon bersama dengan cepat terhadap komen atau pembicaraan berasal dari pengguna lain.

Tentunya, tips ini wajib sesuai bersama dengan strategi komunikasi yang telah disusun untuk mencapai obyek yang diinginkan ya. Memilih tempat sosial yang sesuai dan meningkatkan jejaring untuk meningkatkan pengguna yang ikuti (follow) atau berlangganan (subscribe) konten kita tentu kunci lain yang wajib diperhatikan untuk peningkatan engagement di tempat sosial. Selamat mencoba!